Cerminan Sifat Manusia Kompleks dari The Vegetarian

The Vegetarian by Han Kang

CampusNet – The Vegetarian karya Han Kang merupakan novel yang laris dan paling banyak mendapat rekomendasi saat ini. Han Kang penulis yang baru saja mendapatkan gelar nobel membuat tulisan yang mengandung konflik batin manusia dengan narasi gelap, puitis, dan simbolisme.

Melalui narasinya, Han Kang menggali sifat manusia yang memiliki kehendak bebas dan batas-batas selalui dar tokoh Yeong-hye. Simak eksplorasinya!

Latar Belakang The Vegetarian

Yeong-hye, tokoh wanita yang emmutuskan untuk menjadi vegetarian merupakan awal cerita dari novel ini. Ia memutuskan berhenti makan daging karena terus bermimpi buruk. Dari keputusannya ini, memunculkan konflik di keluara dan pribadi, masing-masing melalui perspektif suami, saudara ipar, dan saudara perempuannya.

Kehendak Bebas dan Tekanan Sosial

Keputusan Yeong-hye yang menjadi vegetarian merupakan bentuk dari kehendak bebas dari norma sosial yang berlaku. Orang-orang sekitar Yeong-hye menganggap tindakannya adalah bentuk kegilaan.

Melalui karakter Yeong-hye, Han Kang menyoroti bagaimana masyarakat sering kali mencoba menundukkan individu yang dianggap “berbeda” untuk mematuhi aturan kolektif. Ini mencerminkan sifat manusia yang takut akan ketidakpastian dan cenderung melabeli hal-hal yang tidak dipahami sebagai ancaman.

Kekerasan sevagai Cermin dari Naluri Primitif

Novel ini juga mengungkapkan sisi gelap manusia, yaitu kekerasan—baik fisik maupun psikologis. Han Kang menunjukkan bahwa kekerasan bukan hanya tindakan yang nyata, tetapi juga bisa hadir dalam bentuk dominasi emosional dan sosial.

Ketika Yeong-hye menolak untuk makan daging, keluarganya bereaksi dengan kekerasan, mencoba memaksanya kembali ke jalur “normal.” Reaksi ini mencerminkan naluri primitif manusia untuk mempertahankan kontrol atas lingkungan mereka, bahkan jika itu berarti melanggar kehendak orang lain.

Pencarian Jati Diri atau Pelarian sebagai Transformasi

Keputusan Yeong-hye untuk menjadi vegetarian berkembang menjadi keinginan untuk sepenuhnya meninggalkan sifat manusiawi. Ia mulai percaya bahwa menjadi pohon adalah bentuk eksistensi yang lebih murni. Pilihannya ini menunjukkan keinginan manusia untuk melarikan diri dari kenyataan yang penuh tekanan.

Namun, ini juga dapat menjadisebagai bentuk protes terhadap kehidupan modern yang terputus dari alam. Dalam dirinya, Yeong-hye merepresentasikan konflik universal manusia: antara naluri dasar dan peradaban, antara kebebasan dan keterikatan.

Perspektif The Vegetarian oleh Han Kang

Narasi kompleks seperti trauma, kehendak bebas, dan tekanan sosial, The Vegetarian mengajak pembaca untuk bertanya pada diri sendiri: sejauh mana kita benar-benar bebas dalam memilih jalan hidup kita?

The Vegetarian bukan hanya sebuah novel; ini adalah sebuah studi tentang sifat manusia yang gelap dan rentan. Han Kang berhasil menciptakan karya yang memprovokasi pikiran, mengingatkan kita akan betapa kompleksnya sifat manusia.

Keputusan Yeong-hye untuk menjadi vegetarian adalah simbol dari keinginan universal manusia untuk mendefinisikan ulang eksistensi mereka. Namun, dalam perjalanannya, novel ini juga menunjukkan bahwa kebebasan sering kali datang dengan harga: kesalahpahaman, pengucilan, dan bahkan penderitaan.

Apakah kita mampu menerima perbedaan sebagai bagian dari kemanusiaan? Atau, seperti dalam novel ini, kita akan terus berusaha membentuk orang lain agar sesuai dengan ekspektasi kita?

Manusia, dengan segala kompleksitasnya, adalah makhluk yang terus bergulat dengan kebutuhan untuk memahami, baik diri sendiri maupun orang lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *