Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Bahas Soal Peer Teaching, Metode Belajar Zaman Rasulullah SAW

CampusNet – Abdul Mu’ti, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) membahas tentang Peer Teaching, metode belajar yang sudah ada sejak zaman Rasulullah. Bahkan para sahabat rasul menggunakan metode belajar tersebut. Peer Teaching tersebut dibahas oleh Abdul Mu’ti dalam momentum Nuzulul Qur’an, 17 Ramadan 1446.

Dahulu, setiap menerima wahyu Al-Qur’an, Nabi Muhammad SAW akan menyampaikannya kepada para sahabat. Kemudian, para sahabat akan mempelajarinya secara bersamaan. “Pendekatan belajar itu adalah peer teaching, di mana para sahabat itu mengajar sesama para sahabat atau saling timbal balik mengoreksi bacaan-bacaan yang didengar, kemudian mereka menghafalnya,” ungkap Abdul Mu’ti, dalam tausiyah Al-Qur’an dan Pembentukan Karakter Unggul Bangsa, mengutip dari Channel YouTube Kemendikdasmen.

Cikal Bakal Perubahan Sistem Belajar di Arab

Lebih lanjut Abdul Mu’ti menjelaskan bahwa, tradisi tersebut menjadi cikal bakal perubahan sistem belajar di Arab. Di mana pengetahuan lisan dituangkan menjadi tulisan. “Tradition of learning ini jadi bagian yang penting yang mengubah tradisi masyarakat pada waktu itu. Masyarakat Arab itu memiliki tradisi yang kuat dengan tradisi lisan,” ujar Abdul Mu’ti.

Pada zaman itu, masyarakat Arab pandai membuat puisi, syair-syair,. Isinya terutama berkaitan dengan glorifikasi atau kebanggaan terhadap suku mereka. “Itu yang kita sebut sebagai tradisi-tradisi baru, yang kemudian learning circle ini oleh para sahabat untuk mengajarkan Al-Qur’an kepada sahabat yang lainnya, dan juga Rasulullah untuk memberikan jawaban dan memberikan penjelasan ketika ada pertanyaan dari para sahabat, apa makna dari ayat yang beliau sampaikan kepada para sahabat,” urai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah.

Kemudian dari tradisi tulisan tersebut, muncul kebiasaan membaca. Karena itu, peer teaching dan sejarah membaca ini menurut Mu’ti tak bisa lepas dari Al-Qur’an. “Maka dengan Al-Qur’an sebagai wahyu yang disampaikan kepada sahabat-sahabat itu mengubah tradisi lisan menjadi tradisi tulisan dan mengubah tradisi berbicara ke dalam tradisi membaca,” jelasnya.

Metode Peer Teaching di Indonesia

Sejumlah sekolah menerapkan peer teaching di masa kini. Contohnya SMPK Penabur Depok, Jawa Barat. Metode peer teaching pada konteks siswa sekolah yakni siswa mengajar siswa lainnya sebagai tutor atau pengajar sebaya. Metode peer teaching memungkinkan tumbuhnya rasa saling menghargai dan saling mengerti antarsiswa lewat proses bekerja sama dalam belajar, mengutip dari laman resmi sekolah.

Beberapa poin penting untuk mendapatkan manfaat peer teaching yaitu bantuan, arahan, petunjuk, bimbingan, dan motivasi siswa.
Bentuk metode belajar ini bisa berupa pembagian kelas menjadi beberapa kelompok. Siswa dalam kelompok bisa saling menawarkan bantuan kepada kawannya.

Jika siswa tidak dapat membantu kawan sebayanya, maka guru turun tangan untuk memberikan bimbingan. Dalam metode peer teaching ini juga melakukan evaluasi untuk mengukur efektivitasnya.

Baca juga: Kemendikbudristek Pecah: Apa Dampaknya Bagi Pendidikan?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *