CampusNet – Sebagai lulusan baru, kalian pasti akan melamar satu pekerjaan setelah mendapatkan ijazah kelulusan. Seperti yang kita tahu, setelah lolos tahap pengumpulan dokumen, kalian akan menghadapi tahap wawancara atau interview. Biasanya, pada tahap interview ini, kita akan berhadapan dengan HR dari perusahaan tempat kita melamar. Namun, sebagai lulusan baru, kalian mungkin merasa gugup karena sering kali takut menghadapi ekspektasi pertanyaan yang di luar konteks. Lalu, bagaimana sih tips untuk menghadapi interview?
Umumnya, rekruter senang mendengarkan pelamar bercerita. Hal ini perlu kita jadikan dasar saat melakukan wawancara. Daripada hanya menyebutkan tugas-tugas yang sudah kita lakukan sebagai pengalaman, kita juga bisa mengembangkannya dengan storytelling. Lalu, bagaimana cara ber-storytelling dengan lebih percaya diri saat wawancara?
Storytelling Interview Dengan Metode STAR
Situation
Ceritakan pengalamanmu saat berkontribusi di divisi ketika menjalankan internship secara garis besar dengan fokus pada tugas dan tanggung jawab yang kalian lakukan sehari-hari. Pastikan untuk menyisipkan hook yang dapat menarik perhatian rekruter, seperti contoh kasus yang menunjukkan kemampuanmu dalam menyelesaikan masalah di bawah tekanan atau inisiatif kreatif yang memberikan dampak positif pada tim atau perusahaan.
Task
Mulailah mendefinisikan masalah atau hook yang sudah kalian sebutkan di awal. Jelaskan secara rinci permasalahannya dan bagaimana hal itu memengaruhi pekerjaan. Selanjutnya, sampaikan end goal atau pencapaian yang perusahaan atau tim harapkan.
Action
Jelaskan secara nyata apa yang kamu lakukan saat itu dengan menyoroti keterampilan dan kemampuan pengambilan keputusan sebagai bagian dari tim, yang membuat pekerjaan tersebut berhasil mencapai tujuan akhir.
Result
Selanjutnya, ceritakan hasil akhirnya dengan menyertakan angka atau data nyata saat itu agar memberikan nilai tambah. Namun, jika hasil akhirnya bersifat kualitatif,kamu bisa menjelaskan dampak atau kontribusi dari hasil tersebut terhadap dirimu dan perusahaan.
Praktik Interview Menggunakan Metode STAR
Situation
Saat magang di perusahaan X, saya menjabat sebagai staf di divisi Research and Development, yang kebetulan sedang fokus pada proyek produk B. Di divisi tersebut, saya berpartisipasi dalam merencanakan pengembangan strategi peluncuran produk B. Divisi pemasaran awalnya mengadakan proyek ini dengan menggunakan metode psikologi konsumen melalui media sosial dengan salah satu selebritas namun kami menghadapi beberapa permasalahan yang perlu solusi secara cepat.
Task
Setelah mengadakan rapat, kami menemukan permasalahan pada rencana peluncuran produk B, yaitu penjadwalan peluncuran atau promosi oleh pihak selebritas yang tidak sesuai dengan timeline. Hal ini jelas perlu solusi secara cepat, karena pengumuman yang dibuat melalui media sosial perusahaan untuk produk B sudah terunggah dengan spoiler tanggal peluncuran. Tentu saja, hal ini berdampak besar pada perusahaan, karena sejak awal, konsepnya adalah pemanfaatan antusiasme dan kegemparan produk dengan bahan yang telah melalui pengujian oleh para ahli dan bersifat premium.
Action
Saat itu, sebagai staf magang di divisi R&D, saya memberikan saran agar peluncuran produk tetap dilakukan tanpa melibatkan selebritas terkait. Kami akan menggantikan peran selebritas tersebut dengan merekrut talent. Mengingat produk B dapat menyelesaikan masalah rambut kering dan bercabang, kami membuat tokoh tersebut berperan sebagai bukti nyata dari klaim produk melalui video perbandingan antara produk B dan produk lain. Selain itu, kami akan menjadikan selebritas sebelumnya dalam pengumuman “coming soon” sebagai guest star saat acara diskon khusus bagi pengikut media sosial pada tanggal tertentu.
Result
Saat itu, beberapa anggota tim menyetujui ide saya, dan kami mulai menjalankan rencana peluncuran yang sesuai. Berkat ide tersebut, peluncuran produk B berjalan lancar tanpa kendala dan justru mendapat banyak komentar positif dari para calon pembeli melalui media sosial perusahaan. Dengan taktik ini, kami kemudian mengunggah kembali video yang sama namun dengan talent berbeda yang memiliki masalah rambut lebih kompleks. Tentu saja, hal ini menunjukkan kepada perusahaan potensi saya dalam mencari solusi yang efektif dan efisien, sehingga saya mendapat tawaran untuk menjadi karyawan tetap setelah masa magang selesai. Selain itu, perusahaan juga dapat menyelesaikan masalah kerja sama dengan selebritas tersebut dengan baik-baik tanpa adanya pembatalan kontrak kerja sama.
Nah, itulah tips metode STAR yang dapat membantu kalian, para lulusan baru yang belum pernah menghadapi interview kerja. Lebih baik bersiap lebih dahulu daripada tidak sama sekali, bukan?
Baca Juga : Metode STAR: Senjata Rahasia Taklukkan Segala Jenis Wawancara!