CampusNet – Menjadi seorang atlet apalagi yang memiliki prestasi tingkat dunia adalah sebuah pencapaian yang luar biasa. Untuk mencapainya diperlukan perjuangan yang berat untuk terus berlatih dan meningkatkan kemampuan. Namun, di tengah kerasnya perjuangan tersebut, beberapa atlet ini tidak melupakan pendidikan. Belajar dan bertanding nyatanya bukan dua hal yang tidak bisa dilakukan beriringan.
1. Fajar Alfian
Baru-baru ini Fajar Alfian membagikan kabar bahagia lewat akun Instagramnya. Pada unggahan tersebut diketahui Fajar baru saja resmi meyandang Master Manajemen setelah menyelesaikan pendidikan S-2 di Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya (ARS) Bandung. Sementara itu, gelar S-1 ia dapatkan dari Universitas Bale Bandung (UNIBBA) jurusan geografi pada tahun 2018.
Bersama Muhammad Rian Ardianto, Fajar Alfian sempat menduduki peringkat satu dunia pada 2022. Pasangan ini telah banyak menorehkan prestasi. Pada 2024 lalu, Fajar-Rian berhasil mempertahankan gelar juara All England setelah mengalahkan pasangan Malaysia Aaron Chia dan Soh Woh Yik dalam dua game.
“Behind us being athlete, but education is important for the future..”, tulis Fajar dalam unggahannya. Dalam menyeimbangkan antara prestasi bulu tangkis dengan pendidikannya, tentu bukan tanpa hambatan. Bahkan hingga akhirnya acara wisuda kemarin, Fajar tidak bisa hadir karena sedang menjalani turnamen Indonesia Master. Namun, perjuangannya telah membuahkan hasil. Ia berhasil membuktikan bahwa ia dapat mengejar karier tanpa meninggalkan pendidikannya
2. Tai Tzu Ying
Masih di bulu tangkis, Tai Tzu Ying menjadi pemain papan atas dengan segudang prestasinya. Selain sempat menyandang gelar rangking satu tunggal putri dan sederet gelar dalam BWF World Tour, Tai Tzu Ying juga meraih medali perak pada Olimpiade Tokyo 2020 lalu.
Meskipun bulu tangkis telah membuatnya meraih prestasi-prestasi gemilang, ia tak melupakan pendidikannya. Ia menyelesaikan pendidikannya di jenjang S-3 pada Juni 2022 dan resmi mendapat gelar Ph.D. dari Institute of Sport Training University of Taipei.
Tai Tzu Ying mengatakan, pendidikan yang ditempuh memiliki peran penting dalam pengembangan kariernya. Dia dapat menggunakan perspektif ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah yang ada. Tentu banyak rintangan untuk bisa membagi waktu antara berlatih, bertanding, dan kuliah. Bahkan, disertasinya, ia serahkan pada 9 Juni, lima hari sebelum ia mengikuti turnamen Indonesia Terbuka 2022. Dalam media-media di Taiwan, ia berpesan kepada atlet yang sedang menjalani pendidikan untuk tidak pernah menyerah.
3. Kaoru Mitoma
Kaoru Mitoma salah satu pemain andalan di timnas Jepang memulai karier sepak bola bersama Kawasaki Frontale dari u-10 dan berlanjut ke tim u-15, dan u-18. Ia sempat akan dipromosikan ke tim senior. Namun, ia memilih fokus pada pendidikannya di Jurusan Pendidikan Jasmani Universitas Tsukuba. Mitoma memang dikenal sebagai pemain yang memiki kemampuan menggiring bola yang impresif. Yang lebih menarik, tesis yang ia tulis adalah tentang kemampuan menggiring bola dan ia beri judul “Mengapa Dribel Saya Lepas?”. Mitoma menunjukkan bahwa pendidikan bukan hanya soal gelar, tetapi juga menggunakan pengetahuannya untuk mendukung kemampuannya dalam bermain sepak bola.
4. Boaz Solosa
Di Indonesia, nama Boaz Solosa sudah tidak asing bagi pecinta sepak bola. Boaz mengambil kuliah S-1 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Cenderawasih pada tahun 2006 dan lulus pada Pada tahun 2013. Boaz kemudian memilih untuk melanjutkan studinya di universitas yang sama. Ia menempuh pendidikan pascasarjana dengan program studi Keuangan Daerah sejak tahun 2020 dan lulus pada 2023. Dahulu, masyarakat mengenalnya sebagai salah satu penyerang terbaik Indonesia atau mantan kapten timnas. Kini, dengan bangga ia juga menyandang nama: Boaz Theofilus Erwin Solosa, S.IP., M.Si
Itulah beberapa atlet profesional yang tidak melupakan pendidikan yang dapat kamu jadikan motivasi, bahwa menjadi atlet tidak perlu meninggalkan pendidikan. Ada yang menjadi Idola mu?
Baca juga: Passion Olahraga, 6 Univeritas Ini Cocok Jadi Wistlist Kamu Untuk Kuliah