CampusNet – Tagar kaburajadulu tengah menghebohkan jagad maya saat ini. Kalimat singkat itu mengundang perhatian besar, terutama kalangan anak muda. Sebenarnya apa yang sedang terjadi hingga muncul tagar seperti itu ya ? Mari kita bahas dalam ulasan singkat ini !
Ada Apa Sebenarnya ?
Mencuatnya secuil kabur aja dulu di media sosial memunculkan beragam pembahasan dari berbagai belah pihak, terutama bagi generasi muda saat ini. Tak sedikit dari mereka memberikan dukungan kalimat tersebut. Entah sebagian memang tengah mempersiapkan diri untuk ke luar negeri ataupun sekadar pro terhadap pernyataan itu. Semua memang berhak untuk menyuarakan pendapatnya masing-masing, terbebas dari istilah tidak cinta pada negaranya sendiri. Apakah dengan mendukung sekelumit tagar itu, lantas seseorang menjadi tidak nasionalis ?
Tentu saja istilah itu kurang tepat. Sekarang mari bahas, awal mulanya hingga tagar kaburajadulu muncul. Seperti yang kita ketahui saat ini, walaupun hidup di negara sendiri tapi juga bukanlah hal yang mudah. Tak sedikit masyarakatnya yang memiliki manifestasi untuk pindah ke luar negeri. Berharap dalam rangka memperbaiki hidup dan tentunya menata masa depan lebih baik. Negara kita ini memang ada lucunya, seperti beberapa persoalan seperti berikut,
- Lowongan pekerjaan : pembatasan usia, menguasai beragam keterampilan bahkan ada beberapa yang tidak sesuai dengan jobsdesk, harus mau bekerja di bawah tekanan dengan gaji yang ngepas.
- Kesehatan dan pendidikan : kurangnya dukungan dan bukan merupakan prioritas utama negara. Penyisihan pasien berobat dengan BPJS.
- Hukum : masih terus saja tumpul ke atas, tajam ke bawah seperti halnya orang yang korupsi diberikan hukuman yang tidak setimpal. Padahal jelas mereka merugikan negara dan khalayak luas.
Itu hanyalah sedikit dari banyak persoalan yang sebenarnya terjadi di negara ini. Nah kembali kepada kemunculan “kabur aja dulu” ya. Tagar itu trending kala kebijakan efisiensi anggaran pemerintah 2025 diedarkan. Kebijakan efisiensi dipandang sebagai sesuatu yang jelas merugikan lembaga/pemerintahan dan publik. Pemotongan anggaran besar-besaran bahkan ada yang mencapai 75%, termasuk jumlah yang fantastis. Akhirnya mencuatnya tagar itu dinilai sebagai bentuk kekecewaan masyarakat.
Mereka lelah dengan apa yang terjadi di negara sendiri. Namun demikian, kabur ke luar negeri juga bukanlah hal yang mudah seperti istilah, tak semudah membalikkan telapak tangan. Memutuskan ke luar negeri membutuhkan persiapan yang matang. Jika semudah berbicara, maka sudah berjuta-juta bahkan puluhan juta masyarakat Indonesia akan berbondong-bondong untuk pindah.
Persiapan Ke Luar Negeri
Memangnya apa yang perlu dipertimbangkan ketika ingin ke luar negeri ? Banyak sekali, tentunya juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Contoh sederhananya saja, ketika seseorang memutuskan untuk merantau ke suatu daerah. Mereka mempertimbangkan transportasi, tempat tinggal maupun biaya kehidupan di sana. Itu pasti. Berikut adalah hal-hal yang perlu dipertimbangkan,
- Dokumen/kartu penting diantaranya passport, visa, kartu identitas, asuransi
- Transportasi, menuju kesana setidaknya butuh tiket pesawat
- Budaya. Siapkan kamu dengan budaya yang ada disana, culturenya jelas beda 180 derajat dengan Indonesia.
- Rasisme. Sudah banyak sekali kejadian seperti ini terjadi. Tingkat rasisme dari penduduk lokal ke imigran cukup tinggi. Mengapa mereka melakukan itu ? Salah satu alasannya karena imigran itu berbeda dengan dirinya, pun tidak ingin warga asing menjadi bagian dari mereka.
Di luar negeri itu mudah kok, buktinya banyak influencer di sosmed itu fine-fine aja
Nah ini dia masalahnya, kamu masih melihat bagian luarnya saja. Memang banyak sekali yang mengatakan hal di atas. Mereka terlalu dan selalu meromantisasi kehidupan di luar negeri, tanpa adanya cacat sedikit pun. Coba sekarang cari seluk beluk di luar negeri itu seperti apa, terlebih kita sebagai orang asing yang tinggal di negara orang.
Seberapa besar perjuangan untuk bertahan hidup disana. Bagaimana tekad dan susahnya hidup di negeri orang. Tentu saja, tidak ada yang namanya bersantai-santai ria, berjalan ke tempat wisata sepanjang waktu atau seindah yang terpampang di sosial media. Intinya harus bisa bertahan di atas kaki sendiri, apapun keadaannya. Jadi sebenarnya setiap pilihan itu pasti ada baik buruknya. Jika sudah memutuskan, maka siapkan segala apa yang akan kamu jalani.